Produksi Ilmu
Boleh jadi Anda penasaran dengan judul tersebut. Ini saya sampaikan seadanya dan sejujurnya. Awalnya saya ragu untuk melakukan sesuatu yang benar-benar berat. Saya katakan berat dengan beberapa pertimbangan.
Pertama, lemahnya membaca. Saya sangat suka dengan mahasiswa yang diam, tapi paham. Dari pada banyak bicara tanpa membaca.
Pola mahasiswa yang suka bicara kalau diimbangi dengan kekuatan membaca, sebenarnya berdampak positif. Namun, karena malasnya membaca, ujung-ujungnya bicara tanpa berlandaskan apa-apa. Kemudian suka dengan hal yang sifatnya bicara menurut sendirinya benar.
Kedua, logika yang tak logis. Kadang, mahasiswa sangat suka untuk berdebat dan secara frontal melemahkan sahabatnya pada waktu menjadi narasumber. Menjadi berat, jika harus melakukan sesuatu yang tidak biasa.
Ketiga, lemahnya merangkai pemahaman dalam tulisan. Hal ini merupakan faktor atau menjadi pertimbangan yang sangat berat. Karena, memang sudah terbiasa untuk copy paste dari pada merangkai pemahaman sendiri. Lebih suka instan, dari pada proses.
Beberapa bulan terakhir, September dan Oktober, saya melakukan sesuatu yang berat dalam perkuliahan. Saya tetap pelan. Jalan dan menghasilkan. Meskipun perjalanan yang melelahkan dan merepotkan. Karena itu, aku beri judul produksi Ilmu.
Direktur Utama INSMAP
Muhammad Haris
perubahan butuh pengorbanan baik matrial maupun waktu serta sikologis
BalasHapussiapa yang berkorban tidak akan dianggap pahlawan...... Way ....?
Namun demikian, aku bangga pada kalian. Sudah berjuang demi ilmu. Berkarya nyata, ada wujudnya dan terpublikasi di dunia Maya dengan tingkat original.
Hapus#demiilmu